Sejuknya Umbul Kapilaler Klaten di Bawah Naungan Beringin, Segini Tiketnya

Jelajah Umbul Klaten

Sejuknya Umbul Kapilaler Klaten di Bawah Naungan Beringin, Segini Tiketnya

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Kamis, 14 Des 2023 13:53 WIB
Umbul Kapilaler di Desa Karanglo, Kecamatan Polanharjo, Klaten.
Umbul Kapilaler di Desa Karanglo, Kecamatan Polanharjo, Klaten. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng.
Klaten -

Dari puluhan mata air yang dimiliki Kabupaten Klaten, Umbul Kapilaler mungkin yang paling adem. Ya, karena mata air di Desa Karanglo, Kecamatan Polanharjo itu dinaungi pohon- pohon beringin ukuran besar berusia ratusan tahun.

Umbul Kapilaler tidak selebar umbul lain di Klaten. Mata air tersebut lebih menyerupai sendang karena cenderung bundar dengan diameter sekitar 20 meter.

Letaknya yang lebih rendah dari daratan di sekelilingnya membuat umbul itu tampak seperti cermin karena airnya yang bening. Mata air itu juga terkesan alami karena tidak ditemukan arsitektur modern di sekitarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dindingnya hanya dari tatanan batu fondasi berbahan andesit. Di tepian dan lantainya tidak ada porselen atau keramik warna-warni, tetapi pasir dan batu andesit berlumut.

Di sisi utara, tumpukan batu andesit ukuran besar seperti menjadi pagarnya. Dinaungi dua pohon beringin besar yang rimbun membuat umbul Kapilaler hampir tak tersengat teriknya sinar matahari kala siang.

ADVERTISEMENT
Umbul Kapilaler di Desa Karanglo, Kecamatan Polanharjo, Klaten.Umbul Kapilaler di Desa Karanglo, Kecamatan Polanharjo, Klaten. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

Sinar matahari hanya menyentuh sisi timur umbul yang tidak terdapat pohon besar. Di sisi barat daya umbul, akar dan sulur pohon beringin yang rumpunnya seukuran truk biasa digunakan pengunjung untuk berswafoto.

Untuk sampai ke mata air yang dikelola Pokdarwis sebagai objek wisata itu tidak sulit. Pengunjung bisa mengambil jalur jalan Jogja-Solo. Dari simpang empat Nglajur, kota Kecamatan Delanggu, bisa ambil jalur jalan Delanggu - Polanharjo. Lurus sekitar 5 kilometer arah Umbul Ponggok ada simpang empat Karanglo atau Water Gong lalu lewat depan Water Gong lurus sekitar 200 meter akan sampai.

Harga tiket masuk Rp 10.000 per orang, sudah termasuk air mineral kemasan dan asuransi. Pengunjung tidak hanya bisa menikmati kolam Umbul Kapilaler tapi juga Umbul Sigedang, karena dua objek itu satu paket.

Umbul buka mulai pukul 07.00 sampai 17.00 WIB. Untuk mengisi perut, pengunjung tidak perlu khawatir karena ada warung UKM dengan berbagai menu dan gazebo untuk istirahat.

Ketua Pokdarwis Wanua Tirta, Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Triyono menjelaskan Umbul Kapilaler dan Sigedang itu dulunya menjadi mata air utama untuk pabrik gula (PG) Ceper, Kecamatan Ceper di masa penjajahan Belanda. Nama Kapilaler diambil dari bahasa Capillair.

"Bahasa Belanda saluran itu Capillair, tapi orang Jawa berubah menjadi Kapilaler. Saat PG masih ada dulunya sepanjang hilir dirawat, iya ini untuk mengaliri PG Ceper," tutur Triyono kepada detikJateng, Kamis (14/12/2023) siang.

Umbul Kapilaler di Desa Karanglo, Kecamatan Polanharjo, Klaten.Umbul Kapilaler di Desa Karanglo, Kecamatan Polanharjo, Klaten. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

Dijelaskan Triyono, konsep pengembangan Umbul Kapilaler adalah wisata air alami atau natural.

"Konsep wisata alam tidak lekang oleh waktu, beda dengan kolam buatan. Biasanya yang modern kalau tidak inovasi bisa bosan, tapi kalau alami lebih awet," katanya.

Saking alaminya Umbul Kapilaler, sambung Triyono, dulu airnya bisa langsung diminum masyarakat. Tahun 2015 masih seperti sungai dan 2016 mulai ditarik uang suka rela pengunjung.

"2017 mulai ada Pokdarwis dengan enam Pokja, termasuk mengelola Kapilaler. 2018 buka sampai 10.000 pengunjung tetapi kemudian ada pandemi COVID, sekarang harian sampai 350 dan weekend sampai 1500-2000 pengunjung," sebut Triyono.

Umbul Kapilaler, kata Triyono, tidak pernah kering sepanjang tahun. Meskipun tahun depan ada rencana pengembangan tetapi konsep wisata alami tidak diubah.

"Yang kami tawarkan wisata alami, bentang alam tahun depan ada rencana sisi timur untuk kemping dan susur sungai," imbuhnya.

Umbul Kapilaler di Desa Karanglo, Kecamatan Polanharjo, Klaten.Umbul Kapilaler di Desa Karanglo, Kecamatan Polanharjo, Klaten. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

Partinem (88) menceritakan pohon beringin di umbul Kapilaler itu sudah berusia ratusan tahun. Saat dirinya remaja, pohon utamanya ambruk tetapi tidak mati.

"Ambruk tapi tidak mati, lalu tumbuh lagi sampai sekarang. Dulu warga satu desa ambil air dari situ, tidak diubah sejak dulu sampai sekarang, airnya bisa langsung diminum," kata Parinem kepada detikJateng dengan bahasa Jawa yang diterjemahkan.

Pengunjung, Dodik menyatakan umbul paling alami di Klaten mungkin di Kapilaler. Sebab semua masih asli dan ada pohon beringin besar sebagai ikon.

"Ikonnya pohon beringin, bisa buat foto bagus, bisa renang di bawahnya. Tiket masuk juga murah," katanya kepada detikJateng.



Simak Video "Detik-detik Terpergoknya Maling di Klaten, Gagal Curi Motor"
[Gambas:Video 20detik]
(apl/dil)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjateng